Obesitas adalah menumpuknya lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas pada remaja dua kali lebih sering terjadi dibanding orang dewasa sejak 30 tahun yang lalu. Meskipun umumnya komplikasi obesitas terjadi pada usia dewasa, namun remaja yang kegemukan lebih memungkinkan terkena tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 dibanding remaja lainnya.
Obesitas ini terjadi karena berat badan yang tidak ideal dengan tinggi badan. Namun perlu diketahui bahwa ketidak seimbangan itu belum tentu obesitas. Oleh sebab itu, marilah kita kenali lebih dalam apa itu obesitas, terutama obesitas pada remaja.
Dalam kamus kedokteran obesitas mempunyai arti sebagai akumulasi/ penumpukan lemak berlebih dalam tubuh, sehingga menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan tinggi badan serta usia. Salah satu standar untuk mengenali obesitas yang sering dipakai adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) > 30 kg/m².
Faktor-faktor yang Mempegaruhi Terjadinya Obesitas Pada Remaja
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas adalah sebagai berikut:
- Pola makan yang terlalu banyak mengandung gula, kalori serta lemak. Makanan siap saji dan makanan dengan kadar gula tinggi adalah faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas.
- Kurang olahraga. Mager atau males gerak juga menjadi sumber utama penyebab terjadinya obesitas. Seseorang yang jarang melakukan olah raga berat badannya akan cenderung meningkat.
- Faktor Psikologis. Seoarang remaja yang sering mengalami stress atau masalah-masalah yang erat kaitannya dengan emosi juga rentan menimbulkan obesitas.
- Riwayat Keluarga. Obesitas ini juga terjadi karena riwayat keluarga. Biasanya seseorang yang dilahirkan dari keluarga dengan berat badan berlebih juga akan menurunkan anak dengan berat badan berlebih juga. Selain itu, kebiasaan suatu keluarga yang suka mengkonsumsi kalori dengan kadar tinggi juga rentan menimbulkan obesitas.
Baca Juga: 7 Faktor Ini Diyakini Sebagai Penyebab Obesitas
Gejala yang Dialami Pada Penderita Obesitas
Obesitas adalah hal yang berbeda dari kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan adalah dimana berat badan yang tidak ideal dari usia dan tinggi bedan yang meliputi lemak, tulang, otot dan air. Sedangkan obesitas adalah terjadinya suatu penumpukan lemak didalam tubuh secara berlebih.
Remaja lebih rentan dua kali lipat terkena obesitas dibanding orang dewasa sejak 30 tahun terakhir. Walaupun umumnya komplikasi obesitas terjadi saat dewasa, namun remaja yang mengalami obesitas akan lebih rentan terkena diabetes type 2 dan darah tinggi dibanding remaja lain yang tidak terkena obesitas.
Diagnosa dan Pengobatan Obesitas Pada Remaja
Diagnosa pada penderita obesitas bisa dilakukan berdasarkan pemeriksaan dan penghitunagn indeks massa tubuh. Salah satu standar untuk mengenali obesitas yang sering dipakai adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) > 30 kg/m².
Pengobatan dan penanganan yang perlu dilakukan untuk penderita obesitas antara lain:
- Memperbaiki pola makannya dengan mengurangi kadar kalori, gula dan lemak dalam menu makannya. Dan buatlah kebiasaan makan sehat setiap harinya dengan asupan gizi yang seimbang.
- Sering-sering berolahraga. Dengan rajin berolahraga lemak yang menumpuk dalam tubuh dapat terbakar dan berkurang sedikit demi sedikit.
- Konseling atau bimbingan dan aktifitas yang dapat mengurangi stress dan fikiran negatif. Buat diri sendiri selalu riang dan percaya diri.
Baca Juga: Faktor Penyebab Obesitas di Indonesia dan Dampak Buruknya
Dampak dari Obesitas Pada Remaja
Jika obesitas tidak ditangani segera dan dibiarkan begitu saja, maka akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi penderitanya. Obesitas itu rentan menimbulakn terjadinya penyakit jantung serta pembuluh darah. Seperti tingginya tekanan darah dan kolestrol.
Remaja yang mengalami gangguan obesitas berada dalam kondisi prediabetes, karena kadar gula darah berada dalam resiko tertinggi untuk terkena diabetes. Selain itu, obesitas juga mengakibatkan berbagai macam masalah pada tulang dan sendi.
Selain masalah fisik, penderita obesitas juga rentan dengan masalah psikologisnya. Misalnya diolok-olok teman sebayanya, mudah minder, pesimis, kurang gairah dan tidak bersemangat lagi. Sehingga menimbulkan stress dan putus asa. Hal ini dikhawatirkan juga akan mengganggu kejiwaan dan mentalnya.
Oleh sebab itu para orang tua harus benar-benar telaten dalan membudayakan hidup sehat dan seimbang dalam keluarganya.
Baca Juga: 9 Gejala Obesitas yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Terlambat