Obesitas di Indonesia – Kelebihan berat badan merupakan masalah kesehatan yang dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Tidak main-main, berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Institute for Health Metric and Evaluation (IHME) pada tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat 10 sebagai negara dengan presentasi penderita obesitas tertinggi.
Faktanya, terdapat lebih dari 40 juta orang dewasa yang dikategorikan obesitas di Indonesia atau 15,4% dari keseluruhan warga negara Indonesia. Sulawesi Utara menjadi provinsi dengan tingkat obesitas paling tinggi, yakni 24%.
Faktor Penyebab Tingginya Angka Obesitas di Indonesia
Besarnya angka penderita obesitas di Indonesia tentu memiliki penyebab. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kegemukan di nusantara ini.
1. Kelebihan Asupan Karbohidrat
Menurut Hardinsyah yang merupakan Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, tingginya kasus obesitas di Indonesai disebabkan oleh pola makan yang salah.
Dimulai dari konsumsi sarapan yang tidak benar. Lihat saja menu sarapan terkenal di Indonesia, lontong sayur, nasi uduk, bubur ayam, mi goreng, nasi kuning, gorengan dan yang paling terkenal nasi goreng. Semua jenis makanan tersebut mengandung karbohidrat tinggi.
BOLEH DIBACA :Pengertian Metabolisme Bilirubin Beserta Jenis dan Proses yang Terjadi
Asupan karbohidrat yang berlebihan di pagi hari akan membuat kita lebih gampang merasa lapar. Akibatnya banyak dari kita yang ngemil untuk mengatasi rasa lapar tersebut.
Parahnya, camilan-camilan yang kita makan mengandung karbohidrat yang tinggi juga.
2. Memasyarakatnya Konsumsi Junk Food
Entah berasal darimana, namun di Indonesia khususnya daerah perkotaan terbentuk persepsi bahwa makan junk food itu keren.
Hal ini membuat banyak orang baik dewasa, remaja maupun anak-anak mulai terbiasa mengonsumsi berbagai jenis makanan tak sehat yang mudah ditemui gerai-gerainya dimanapun.
Banyak murid-murid sekolah yang pergi ke restoran cepat saji selepas jam pelajaran untuk makan siang.
Tak sedikit pula orangtua yang mengajak anaknya makan di restoran fast food karena kenyamanan fasilitas dan bonus-bonus menarik yang ditawarkan untuk anak-anak.
3. Kurangnya Aktivitas Fisik
Jaman yang semakin modern menghasilkan teknologi-teknologi inovatif yang mempermudah pekerjaan manusia. Namun perkembangan teknologi ini bisa berbahaya jika kita tak cerdas dalam menyikapinya.
Salah satu bidang yang paling berkembang akibat perkembangan teknologi adalah hiburan. Game, internet, televisi, sosial media, smart phone, adalah teknologi yang sudah umum digunakan masyarakat jaman sekarang.
Sayangnya, banyak diantara pengguna teknologi ini terlena dengan kemudahan yang mereka dapat. Sehingga lambat laun aktivitas fisik semakin berkurang.
BOLEH DIBACA : Jaga Berat Badanmu! 7 Faktor Ini Diyakini Sebagai Penyebab Obesitas
Anak-anak tak lagi sering bermain bola, petak umpet, gobak sodor dan permainan fisik lainnya bersama teman-teman mereka. Si anak lebih memilih duduk manis bermain game di komputernya.
Para remaja mulai jarang berolahraga. Mereka lebih asyik menyapa sahabatnya melalui layar smart phone sambil tiduran.
Orangtua tak lagi mengajak anaknya jalan-jalan ringan di sekitar area rumah. Mereka lebih memilih mendudukkan anaknya di depan televisi berjam-jam.
Padahal sejatinya, manusia adalah makhluk hidup yang butuh gerak.
Bahaya Obesitas bagi Kesehatan
Masalah kelebihan berat badan yang diderita 35% perempuan Indonesia ini tentu sangat berbahaya karena dapat memicu berbagai penyakit degenaratif lain, misalnya:
1. Penyakit Jantung
Kadar lemak yang berlebih dalam tubuh dapat menyumbat pembuluh darah di jantung. Akibatnya penderita obesitas dapat mengalami serangan jantung bahkan jantung koroner.
2. Stroke
Penderita obesitas di Indonesia beresiko terserang stroke karena cenderung mempunyai tekanan darah tinggi.
BOLEH DIBACA : 7 Bahaya Obesitas yang Nggak Ada Ruginya Kamu Ketahui!
3. Kanker
Penelitian terbaru mengungkapkan fakta bahwa orang yang kelebihan berat badan dapat terserang kanker hingga 40%.
Hal ini disebabkan sel lemak memproduksi hormon estrogen yang merupakan pemicu kanker.