Gejala Obesitas – Obesitas dapat berdampak buruk untuk kesehatan, khususnya pada wanita. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan apabila kelebihan berat badan dapat menjadi penyebab meningkatnya risiko diabetes serta penyakit jantung koroner. Wanita yang mengalami obesitas lebih berisiko terkena osteoarthritis lutut.
Bahkan, kontrasepsi serta tingkat kesuburan dipengaruhi oleh obesitas. Oleh karena itu sangat penting dalam memahami tanda-tanda obesitas serta mengambil tindakan yang tepat dalam melakukan pencegahan sebelum terlambat.
Dilansir oleh Health Me Up, pada Rabu (4/9/2013), yang merupakan tanda-tanda obesitas yang dijelaskan oleh Dr Raman Goel, yang merupakan ahli bedah bariatrik senior di Nova Specialty Surgery, Mumbai:
Sesak Napas
Orang yang mengalami obesitas akan sulit bergerak. Hal ini di karenakan lemak yang ada di sekitar leher dan dada dapat menyebabkan napas pendek. Oleh sebab itu, orang gemuk akan sulit bernapas karena lemak yang membuat udara sulit masuk ke paru-paru.
BACA JUGA: Makanan Pembakar Lemak Terbukti Ampuh Dalam 7 Hari
Mulas
Kelebihan berat badan sangat berbahaya, hal ini dapat berkontribusi terhadap gejala sakit maag, misalnya saja seperti perut panas, mulas, atau nyeri pada tulang dada dan daerah tenggorokan.
Selain itu, lemak yang berlebihan bisa menimbulkan tekanan yang berpusat pada sistem pencernaan yang nantinya dapat menyebabkan isi perut terdorong ke kerongkongan.
Diet tinggi lemak ditambah dengan tinggi kalori juga beresiko terhadap refluks asam pada penderita obesitas. Tentunya hal ini harus kita hindari.
Masalah Kulit
Beberapa faktor mengenai masalah kulit dapat disebabkan karena Obesitas. Misalnya saja perubahan hormon, perubahan ini dapat mengakibatkan daerah yang ada pada leher atau lipatan tubuh menghitam dan kemudian akan timbul tekstur seperti beludru.
Selain itu, peregangan kulit juga dapat menyebakan stretch mark. Dam kelembaban dalam lipatan tubuh tersebut dapat mendorong pertumbuhan bakteri serta jamur yang mengakibatkan ruam kulit dan menimbulkan berbagai infeksi.
Menstruasi Tidak Teratur
Yang menjadi penyebab siklus menstruasi tidak teratur adalah perubahan yang signifikan pada berat badan. Obesitas ini sering sekali dikaitkan dengan terjadinya peningkatan risiko jarang atau bahakan tidak datang bulan sama sekali.
Hal ini dikarenakan adanya lemak ekstra yang kemudian mengganggu keseimbangan pada hormon tubuh.
BACA JUGA: 10 Manfaat Makanan Berserat bagi Tubuh beserta Daftar Makanannya
Sakit Lutut
Orang yang mengalami obesitas, maka berat badan dapat memberi tekanan ekstra yang akan membuat lutut serta pergelangan kaki akan bekerja lebih keras. Sendi dan otot pada kaki dan punggung di bagian bawah dapat kaku dan sakit. Keadaan tersebut juga mempengaruhi postur tubuh dalam jangka waktu yang panjang.
Sakit Punggung
Ada tiga diagnosa sakit punggung yang sering terjadi pada pasien yang mengalami obesitas yakni penyakit degeneratif pada tulang belakang termasuk karena kurangnya cairan pada cakram tulang belakang, kemudian spondylolisthesis atau yang sering disebut dengan selip pada punggung bagian bawah.
Serta, pecahnya cakram yang ada pada bagian tulang belakang atau yang biasa disebut dengan herniasi. Pasien obesitas akan mengalami peningkatan risiko patah tulang belakang, spondylolysis, stenosis tulang belakang, dan juga penyempitan saluran pada tulang belakang.
Varises
Varises akan timbul apabila pembuluh darah melebar, hal ini disebabkan karena melemahnya dinding pada pembuluh darah. Varises dapat muncul karena kumpulan pembuluh darah biru ataupun ungu yang terkadang dikelilingi oleh kapiler merah tipis yang kita kenal dengan spider veins.
Obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko paling utama selain umur, riwayat keluarga, jenis kelamin, kehamilan, ataupun kurang gerak.
Klinik Cleveland pernah memperkirakan hampir 50 persen perempuan yang berusia 40 hingga 50 tahun dan 75 persen perempuan yang berusia 60 hingga 70 tahun mempunyai vena pada permukaan kakinya.
Tekanan Darah Tinggi
Prevalensi berkembangnya obesitas setiap tahunnya semakin diakui sebagai salah satu faktor yang menjadi risiko hipertensi. Peningkatan kasus obesitas ini dibarengi dengan hipertensi, hal ini sangat dikhawatirkan dapat mengakibatkan diabetes serta penyakit ginjal kronis.
BACA JUGA: Makanan Rendah Kalori yang Cocol Untuk Diet
Mendengkur
Karena pada bagian leher terdapat timbunan lemak yang cukup banyak, maka hal inilah yang kemudian menyebabkan seseorang lebih mudah mendengkur saat tidur. Asal dari dengkuran tersebut karena getaran pada jaringan lunak yang terdapat pada bagian leher dan tenggorokan saat proses pernapasan.